Minggu, 10 Mei 2015

STUDI KASUS PERKEMBANGAN PENDUDUK

Indonesia terus menunjukkan kemajuan yang pesat untuk mengangkat populasinya yang besar keluar dari kemiskinan dan menyampaikan hasil kemajuan itu bagi seluruh warga negara. Namun demikian, jutaan anak dan kaum perempuan masih jauh tertinggal di peningkatan status negara menjadi negara berpenghasilan menengah dan masih banyak yang harus dikerjakan.
Misalnya, Indonesia masih memiliki jumlah orang tertinggi kedua yang buang air besar di tempat terbuka karena mereka tidak memiliki jamban yang memadai. Indonesia adalah negara ketiga terbesar dalam jumlah anak yang belum diimunisasi dan kelima terbesar dalam jumlah anak yang menderita hambatan pertumbuhan, yang sangat berdampak pada kemampuan mereka untuk mengembangkan potensi fisik dan mental mereka secara penuh. Apakah seorang anak akan hidup atau meninggal, bersekolah atau dilindungi dari penyalahgunaan banyak tergantung dari dimana mereka tinggal, seberapa miskin keluarga mereka dan bahkan apakah ia laki-laki atau perempuan.
Kelangsungan hidup dan perkembangan anak
1.        Memprioritaskan gizi anak
Gizi buruk, terutama pertumbuhan yang terhambat, merupakan sebuah masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia. Untuk mengatasi tantangan itu, UNICEF mendukung sejumlah inisiatif di tahun 2012 untuk menciptakan lingkungan nasional yang kondusif untuk gizi. Ini meliputi peluncuran Gerakan Sadar Gizi Nasional (Scaling Up Nutrition – SUN) dan mendukung pengembangan regulasi tentang pemberian ASI eksklusif, rencana nasional untuk mengendalikan gangguan kekurangan iodine, panduan tentang pencegahan dan pengendalian parasit intestinal dan panduan tentang suplementasi multi-nutrient perempuan dan anak di Klaten, Jawa Tengah. Manajemen masyarakat tentang gizi buruk akut dan pemberian makan bayi dan anak menjelma menjadi sebuah paket holistik untuk menangani gizi buruk, sementara pengendalian gizi anak dan malaria ditangani bersama untuk mencegah pertumbuhan yang terhambat (stunting).
2.        Menjangkau anak dan perempuan dengan pelayanan kesehatan berdampak besar
Di samping gizi, intervensi kesehatan berdampak besar lainnya didukung secara nasional dan berdasar. Dengan dukungan dari UNICEF, Cluster Island Approach, yang mengintegrasikan pelayanan kesehatan ibu dan anak di semua kelompok di pulau-pulau terpencil, dijadikan model di Maluku Tengah Barat. Inisiatif tersebut dikembangkan ke 11 kabupaten di propinsi Maluku. Rumah tunggu ibu untuk ibu hamil yang beresiko juga dimasukkan dalam inisiatif tersebut. Kemajuan juga dilakukan dalam manajemen kasus masyarakat (Community Case Management – CCM) dari penyakit anak yang besar di Papua, dimana CCM direplikasi melalui program Flying Health Care di delapan kabupaten, dan secara nasional melalui pengembangan manajemen terpadu berbasis masyarakat nasional untuk panduan penyakit anak, menggunakan pelajaran yang dipetik di lapangan.

TEMPO.CO, Kupang - Sebanyak enam balita usia di bawah 5 tahun (balita) meninggal di Nusa Tenggara Timur (NTT) pada 2014 karena menderita gizi buruk. "Ada enam anak yang meninggal karena gizi buruk," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi NTT Stef Bria Seran dalam acara workshop penguatan jurnalis untuk advokasi di bidang kesehatan ibu dan anak, Kamis, 12 Maret 2015. Pada 2014, menurut Stef Bria, 361.696 anak ditimbang. Dari jumlah itu, 310.497 anak bergizi normal, 27.327 anak gizinya bermasalah dengan jumlah gizi kurang 23.963 balita, dan 3.351 anak mengalami gizi buruk. Dari total balita yang mengalami gizi buruk, 13 anak kelainan klinis yang enam di antaranya meninggal. Data ini menunjukkan kasus gizi buruk di NTT masih ditemukan karena pola makan anak kurang diperhatikan. Karena itu, ucap dia, jika ada balita dengan gizi buruk,
Dinas Kesehatan yang disalahkan. "Jangan kami saja yang disalahkan jika ada balita gizi buruk," tutur Stef Bria. Sebab, kata dia, semua pihak harus bertanggung jawab dengan adanya gizi buruk di daerah ini, seperti Dinas Pertanian yang harus menyiapkan makanan bergizi bagi anak. Namun dia mengakui masih tingginya angka gizi buruk di NTT karena faktor kemiskinan. "Masyarakat miskin sulit beli makanan yang sehat untuk anak mereka," ucapnya. Stef Bria menjelaskan, untuk menekan angka gizi buruk, anak dengan gizi bermasalah harus ditangani secara dini, karena jika tidak tertangani akan menjadi gizi kurang dan gizi buruk yang berujung pada kematian. "Penanganan harus dimulai sejak gizi anak dianggap bermasalah. Jangan tunggu sudah gizi buruk baru mau ditangani," tuturnya. Kegiatan workshop penguatan jurnalis untuk advokasi di bidang kesehatan Ibu dan anak melibatkan sedikitnya 22 jurnalis, seperti koresponden, kontributor, dan jurnalis media lokal.

Gizi buruk dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling terkait . Secara langsung dipengaruhi oleh 3 hal, yaitu anak tidak cukup mendapat makanan bergizi seimbang, anak tidak mendapat asupan gizi yang memadai dan anak mungkin menderita infeksi penyakit . Ketiga penyebab langsung tersebut diuraikan sebagai berikut:
Pemberian makanan bergizi seimbang. Bayi dan balita tidak mendapat makanan yang bergizi, dalam hal ini makanan alamiah terbaik bagi bayi yaitu Air Susu Ibu (ASI), dan sesudah usia 6 bulan anak tidak mendapat Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) yang tepat, baik jumlah dan kualitasnya. MP-ASI yang baik tidak hanya cukup mengandung energi dan protein, tetapi juga mengandung zat besi, vitamin A, asam folat, vitamin B serta vitamin dan mineral lainnya. MP-ASI yang tepat dan baik dapat disiapkan sendiri di rumah. Pada keluarga dengan tingkat pendidikan dan pengetahuan yang rendah seringkali anaknya harus puas dengan makanan seadanya yang tidak memenuhi kebutuhan gizi balita karena ketidaktahuan. Pola pengasuhan anak. Suatu studi "positive deviance" mempelajari mengapa dari sekian banyak bayi dan balita di suatu desa miskin hanya sebagian kecil yang gizi buruk, padahal orang tua mereka semuanya petani miskin. Dari studi ini diketahui pola pengasuhan anak berpengaruh pada timbulnya gizi buruk. Anak yang diasuh ibunya sendiri dengan kasih sayang, apalagi ibunya berpendidikan, mengerti soal pentingnya ASI, manfaat posyandu dan kebersihan, meskipun sama-sama miskin, ternyata anaknya lebih sehat. Unsur pendidikan perempuan berpengaruh pada kualitas pengasuhan anak. Sebaliknya sebagian anak yang gizi buruk ternyata diasuh oleh nenek atau pengasuh yang juga miskin dan tidak berpendidikan.

http://www.unicef.org/indonesia/id/UNICEF_Annual_Report_(Ind)_130731.pdf
http://www.tempo.co/read/news/2015/03/12/058649351/Gizi-Buruk-Tewaskan-Enam-Balita-di-NTT

http://kalteng.litbang.pertanian.go.id/ind/pdf/all-pdf/peternakan/fullteks/lokakarya /pbadan07-4.pdf

Sabtu, 09 Mei 2015

PERKEMBANGAN PENDUDUK

Perkembangan jumlah penduduk dunia sangat erat kaitannya dengan perkembangan peradaban manusia dalam berinteraksi dengan alam sekita. Ada tiga tahap perkembangan peradaban manusia hingga kini yaitu:
Jaman ketika manusia mulai mempergunakan alat-alat untuk menanggulangi kehidupannya. Jaman ini berlangsung beberapa jutatahun lalu yang terbagi atas jaman peralatan batu tua, batu muda, dan perunggu. Jaman ketika manusia mulai mengembangkan usaha pertanian menetap yang mengubah kehidupannya yang semula dengan berburudan nomaden menjadi bertani dan menetap disekitar pertanian tersebut. Jaman mulainya era industrialisasi sekitar abad ke-17 sesudah Masehi yang ditandai dengan tumbuhnya pusat-pusat industri dan berkembangnya kota-kota permukiman manusia.

1.        Pertumbuhan Penduduk Indonesia dan Pertumbuhan Penduduk Dunia
Jumlah penduduk di suatu negara selalu mengalami perubahan yang disebabkan oleh faktor kelahiran, kematian, dan migrasi atau perpindahan penduduk. Pertumbuhan penduduk ialah perkembangan jumlah penduduk di suatu daerah atau negara. Penduduk (population) Indonesia ialah mereka yang tinggal di Indonesia pada saat dilakukan sensus dalam kurun waktu minimal 6 bulan, atau mereka yang telah terdaftar secara administrasi kependudukan dimana orang tersebut berdomisili.
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu, dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan "per waktu unit" untuk pengukuran. Sebutan pertumbuhan penduduk merujuk pada semua spesies, tapi selalu mengarah pada manusia, dan sering digunakan secara informal untuk sebutan demografi nilai pertumbuhan penduduk, dan digunakan untuk merujuk pada pertumbuhan penduduk dunia.

2.        Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Penduduk
Jumlah penduduk dapat mengalami perubahan dari waktu ke waktu, yaitu bertambah atau berkurang. Perubahan jumlah penduduk disebabkan adanya pertumbuhan penduduk, baik pertumbuhan positif, ataupun negatif. Faktor demografi meliputi tiga hal pokok, yaitu Kelahiran, Kematian, dan Migrasi (migrasi masuk dan migrasi keluar). Kelahiran akan menambah jumlah penduduk, sedangkan kematian akan mengurangi jumlah penduduk. Faktor yang menunjang dan menghambat kelahiran di Indonesia.

3.        Dampak negatif dari pertumbuhan penduduk
Penduduk bertambah menurut deret ukur dan bahan makanan bertambah menurut deret hitung. Dengan demikian pertumbuhan penduduk lebih cepat daripada produksi makanan yang dibutuhkan. Jika hal ini terus menerus dibiarkan maka akan terjadi ledakan penduduk. Ledakan penduduk sebagai akibat pertumbuhan penduduk yang cepat seperti itu memberikan dampak yang buruk bagi kehidupan sosial-ekonomi masyarakat dan hal ini pun membuat pemerintah berusaha untuk mengatasinya ledakan penduduk tersebut. Terdapat beberapa dampak ledakan penduduk, berikut adalah beberapa dampaknya
  1. Jumlah pengangguran semakin meningkat.
  2. Kekurangan pangan yang menyebabkan kelaparan dan gizi rendah.
  3. Kebutuhan pendidik, kesehatan dan perumahan sukar diperoleh.
  4. Terjadinya polusi dan kerusakan lingkungan.
  5. Tingkat kemiskinan semakin meningkat.
  6. Meningkatnya Investor yang datang.

4.        Pengaruh kesehatan terhadap pertumbuhan penduduk
Tingkat kesehatan suatu negara umumnya dilihat dari besar kecilnya angka kematian, karena kematian erat kaitannya dengan kualitas kesehatan. Kualitas kesehatan yang rendah umumnya disebabkan:
  1. Kurangnya sarana dan pelayanan kesehatan.
  2. Kurangnya air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.
Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan menyebabkan beberapa hal negatif pada penduduk yaitu gizi yang rendah, penyakit menular, lingkungan yang tidak sehat (lingkungan kumuh). Dampak rendahnya tingkat kesehatan terhadap pembangunan adalah terhambatnya pembangunan fisik karena perhatian tercurah pada perbaikan kesehatan yang lebih utama karena menyangkut jiwa manusia. Selain itu, jika tingkat kesehatan manusia sebagai objek dan subjek pembangunan rendah, maka dalam melakukan apa pun khususnya pada saat bekerja, hasilnya pun akan tidak optimal. Untuk menanggulangi masalah kesehatan ini, pemerintah mengambil beberapa tindakan untuk meningkatkan mutu kesehatan masyarakat, sehingga dapat mendukung lancarnya pelaksanaan pembangunan. Upaya-upaya tersebut di antarnya:
  1. Mengadakan perbaikan gizi masyarakat.
  2. Pencegahan dan pemberantasan penyakit menular.
  3. Penyediaan air bersih dan sanitasi lingkungan.
  4. Membangun sarana-sarana kesehatan, seperti puskesmas, rumah sakit, dan lain-lain.
  5. Mengadakan program pengadaan dan pengawasan obat dan makanan.
  6. Mengadakan penyuluhan tentang kesehatan gizi dan kebersihan lingkungan.

http://id.scribd.com/doc/240923796/Sejarah-Perkembangan-Penduduk-Dunia-Dan-Indonesia#scribd
http://id.wikipedia.org/wiki/Pertumbuhan_penduduk
http://www.slideshare.net/akadusyifa/pengaruh-perkembangan-penduduk-dalam-tingkat-kesejahteraan-masyarakat-43484986


Jumat, 01 Mei 2015

KASUS TENTANG SUMBER DAYA ALAM HUTAN

Hutan merupakan suatu wilayah yang cukup luas di mana di dalamnya berisi antara tumbuhan dan berbagai satwa dan beraneka unsur tak hidup lainnya, mampu menciptakan iklim dan kondisi lingkungan yang khas yang berbeda dari wilayah di luarnya. Bagi kehidupan, keberadaan hutan memiliki peran penting dengan memberikan beragam manfaat, karena itu keberadaannya harus dijaga dan dilestarikan. Banyak fakta yang dapat menjadi pembelajaran bahwa jika hutan dirusak, maka hutan pun akan mengancam dengan bencana yang datangnya tidak dapat diduga.
Lantas siapa yang akan menerima dampak dari bencana akibat dari kerusakan hutan? Apakah hanya masyarakat yang tinggal di dalam dan di sekitar hutan saja? Tentu saja tidak. Untuk itu, kita harus memiliki kecintaan terhadap hutan agar dapat berpartisipasi menjaga dan melestarikannya. Agar kita memiliki kecintaan terhadap hutan, ada baiknya kita mengetahui mengenai beberapa manfaat hutan bagi kehidupan. Ragam manfaat hutan ini menunjukan bahwa hutan merupakan kekayaan berharga bagi kita. Jadi sudah semestinyalah kita turut menjaga dan melestarikan hutan. Dengan terjaga dan lestarinya kawasan hutan, maka sumberdaya hutan akan memberikan manfaat kepada masyarakat secara terus menerus, untuk masa depan yang lebih baik.
Penebangan hutan secara liar saat ini sedang marak terjadi di beberapa wilayah di Indonesia, terutama di daerah Kalimantan. Karena di daerah itulah terdapat banyaknya hutan hutan. Penebangan hutan secara liar juga bisa membuat mereka sendiri celaka karena ulah mereka.
Sebenarnnya penebangan hutan secara liar itu sama sekali tidak baik untuk lingkungan kita, karena bisa membuat pohon pohon di hutan menjadi gundul. Tetapi mengapa masih saja banyak warga yang tidak peduli pada pohon pohon di hutan, padahal mereka sudah mengetahui akibat nya tetapi itu semua di karenakan karena ke serakahan dan keegoisan manusia, karena manusia mempunyai sifat egois.
Sebab dari penebangan hutan secara liar salah satunya karena, ekonomi warga sekitar yang kurang, dan akhirnya mereka menebang pohon secara liar untuk di jual dan dijual hasilnya untuk memenuhi kebutuhan ekonomi mereka. Tetapi itu semua karena mereka menebang pohon selalu dengan jumlah yang banyak, apabila saja mereka bisa merubah diri. Bukan berarti tidak boleh menebang pohon, tapi marilah apabila menebang pohon janganlah terlalu banyak karena bisa merugikan warga warga yang ada di sekitar itu.
Tapi tetap, apabila kalian telah menebang pohon marilah kita menanam lagi dari mulai bibit dan kita rawat untuk menggantikan pohon yang kita tebang lagi. Apa susahnya yakan kalau hanya untuk memotong dan menanam lagi. Dan di samping sebab juga ada akibat yang bisa di sebabkan oleh penebangan hutan secara liar antara lain, banjir, tanah longsor dan lain lain. Banjir bisa terjadi apabila misalnya ada hujan yang besar air itu langsung turun ke pemukiman warga tanpa di serap oleh pohon, karena pohon pohon itu sudah di tebang. Apabila pohon tidak ada maka air tidak akan meresap ke dalam pohon.
Akan tetapi, banyaknya yang kita temukan di lapangan yang kurang peduli dengan pelestarian hutan, padahal jika terjadi banjir, longsor dsb kita juga yang merasakan efeknya, jangankan kita, hewan-hewan dan tumbuhan pun ikut punah disebabkan oleh ulah kita sendiri.
Penebangan hutan secara liar di saat ini adalah meraja rela sehingga meresahkan masyarakat, khususnya masyarakat yang tinggal di daerah terpencil, sehingga dapat berdampak buruk. Penebangan hutan secara liar dapat merusak ekosistem maka oleh karena itu jangan sekali-sekali mencari keuntungan dengan cara menebang pohon secara liar. Maka oleh karena itu lestarikan hutan-hutan yang ada di sekitar kita, umumnya negara kita Indonesia banyak hutan-hutan yang menghiasi daerah-daerah Indonesia dengan bermacam ragam warna. Dengan adanya hutan yang kita lestarikan, kita dapat merasakan udara yang segar dan sejuk sehingga dapat memelihara kesehatan kita dalam beradaptasi dengan lingkungan kita.
Hutan merupakan suatu tempat hewan-hewan berlindung dan tempat habitatnya/tempat tinggal. Apakah kita tidak memikirkan makhluk-makhluk lainnya seperti hewan-hewan dan tumbuh-tumbuhan, mereka butuh tempat tinggal juga seperti kita. Maka oleh karena itu, lestarikandan budidayakan hutan-hutan agar makhluk lainnya seperti hewan-hewan tidak punah, kalau sudah punah otomatis bibit-bibitnya tidak ada lagi. Banyak sekali orang-orang diindonesia yang telah menebang pohon-pohon di hutan. sebetulnya pohon-pohon di hutan ini sangat berguna bagi kita semua agar kita bisa menghirup udara segar dan agar tidak terjadi berbagai macam bencana alam. seperti banjir,tanah longsor,tsunami,DLL. Selain itu juga polusi berbagai macam polusi dapat membuat kerusakan atau penyakit polusi tanah akan membuat tumbuhan di sekitar layu rusak dan tidak bisa tumbuh dengan subur polusi udara bisa menyebabkan sebagian orang-orang disekitar terserang penyakit.
Oleh karena itu marilah kita mengajak semua kalangan masyarakat untuk sama-sama menjaganya dan kita cegah penebangan liar. Untuk kita kedapatan menebang pohon secara liar oleh pihak-pihak tertentu, kita jangan tinggal diam langsug kita melaporkan ke pihak yang berwenang agar dapat mengambil tindakan baik itu sanksi maupun lainnya. Hal ini demi keselamatan kita bersama.

Salah satu contoh  operasi  penanggulangan  pembalakan  liar  pada  hutan.

indosiar.com, Tegal - Petugas Gabungan Polres Tegal dan Resor Pemangkuan Hutan (RPH) Winong, Jatinegara, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, melakukan operasi penanggulangan pembalakan kayu liar dikawasan hutan Desa Winong, Jatinegara. Operasi dilakukan menyusul maraknya pencurian kayu jati di hutan tersebut.
Petugas Gabungan Polres Tegal dan RPH Winong, Jatinegara yang berjumlah 20 orang menyusuri kawasan hutan Winong. Dikawasan hutan jati yang berada di areal Waduk Cacaban ini belakangan terjadi penjarahan kayu oleh para pembalak liar.
Lebih dari 200 hektar areal hutan jati di hutan Winong menjadi korban penebangan liar oleh pencuri kayu. Dalam operasi ini, petugas menjumpai sejumlah warga yang diduga hendak melakukan pencurian kayu.
Warga yang berjumlah 8 orang tersebut membawa sejumlah peralatan penebangan kayu. Mereka selanjutnya di data dan dimintai keterangan. Petugas juga banyak menemukan adanya tebangan pohon jati.
Setelah sekitar 3 jam menyisir bagian dalam hutan, petugas gabungan kemudian menyisir pinggiran hutan dengan mengelilingi Waduk Cacaban menggunakan perahu.
Menurut Kepala RPH Winong Agus Sutiono, operasi semacam ini akan dilaksanakan secara rutin untuk mendukung upaya pemberantasan ilegal logging. (Kuncoro Wijayanto/Sup)


Kamis, 16 April 2015

SUMBER DAYA ALAM (HUTAN)

SUMBER DAYA ALAM

            Sumber daya alam (biasa disingkat SDA) adalah segala sesuatu yang berasal dari alam yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia agar hidup lebih sejahtera yang ada di sekitar alam lingkungan hidup kita. Sumber daya alam yang di dalamnya tidak hanya komponen biotik, seperti hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme, tetapi juga komponen abiotik, seperti minyak bumi, gas alam, berbagai jenis logam, air, dan tanah. Sumber daya alam berdasarkan pembaruannya dapat dibagi menjadi dua, yaitu sumber daya alam yang dapat diperbarui dan sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui.
1.    Sumber Daya Alam yang Dapat Diperbarui
Sumber daya alam yang dapat diperbarui adalah sumber daya alam yang dapat diusahakan kembali keberadaannya oleh manusia. Artinya walaupun sumber daya alam tersebut dipergunakan atau dimanfaatkan oleh manusia, tetapi manusia dapat mengusahakan kembali sumber daya tersebut, sehingga tidak khawatir habis, karena manusia bisa memperbarui sumber daya alam tersebut.  Pemanfaatan sumber daya alam jenis ini, walaupun dapat diperbarui, tidak berarti kita bisa memanfaatkannya dengan sesuka hatinya, kita tetap harus hemat dan menjaga kelestariannya agar tidak rusak dan cepat habis. Caranya dengan memanfaatkan sumber daya  alam tersebut sesuai dengan kebutuhan kita (manusia). Selain itu juga bisa dilakukan dengan memelihara jenis tanaman atau hewan tertentu yang jumlahnya semakin sedikit. Sebagaimana diketahui pada saat ini banyak diketemukan adanya jenis-jenis tertentu dari hewan dan tumbuhan yang sudah menjadi langka dan sulit untuk dijumpai.
2. Sumber Daya Alam yang Tidak Dapat Diperbaharui
     Sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui adalah sumber daya alam yang jika dipakai terus menerus akan habis dan tidak dapat diusahakan kembali keberadaannya oleh manusia. Manusia tidak bisa membuat atau memperbanyak keberadaan sumber daya alam jenis ini baik secara langsung maupun tidak langsung. Manusia hanya bisa melakukan daur ulang terhadap sumber dayalam tersebut. Artinya manusia hanya bisa mengolah kembali bahan yang telah dipakai sehingga bisa dipergunakan atau dimanfaatkan kembali. Contoh besi, manusia tidak bisa membuat besi, tetapi mengolah kembali besai yang tidak terpakai menjadi benda yang diperlukan manusia. Contoh jenis sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui adalah berbagai macam barang tambang seperti minyak bumi, gas alam, emas-perak, dan batu bara dan lain sebagainya. Minyak bumi yang kita ambil dari dalam bumi dan dipergunakan untuk bahan bakar (kendaraan, penerangan maupun memasak) oleh manusia suatu saat bisahabis, seperti sekarang ini sudah mulai berkurang. Oleh karena itu harga minyak bumi yang dipergunakan sebagai bahan bakar semakin hari semakin mahal. Berdasarkan kondisi tersebut, diharapkan manusia memanfaatkan sumber daya alam jenis ini secara hati-hati, hemat, dan menjaga kelestariannya. Caranya dengan memanfaatkan sumber daya alam tersebut sesuai dengan kebutuhan kita (manusia) dan tidak berlebih-lebihan.

Hutan
Hutan adalah sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan lebat oleh pepohonan dan tumbuhan lainnya. Kawasan-kawasan semacam ini terdapat di wilayah-wilayah yang luas di dunia dan berfungsi sebagai penampung karbon dioksida (carbon dioxide sink), habitat hewan, modulator arus hidrologika, serta pelestari tanah, dan merupakan salah satu aspek biosfer Bumi yang paling penting.
Hutan adalah bentuk kehidupan yang tersebar di seluruh dunia. Kita dapat menemukan hutan baik di daerah tropis maupun daerah beriklim dingin, di dataran rendah maupun di pegunungan, di pulau kecil maupun di benua besar.
Hutan merupakan suatu kumpulan tumbuhan dan juga tanaman, terutama pepohonan atau tumbuhan berkayu lain, yang menempati daerah yang cukup luas.
Hutan Indonesia memiliki potensi yang sangat besar, yaitu mencapai 99,6 juta hektar atau 52,3% dari luas wilayah Indonesia (Kemenhut, 2011). Luas hutan yang besar tersebut saat ini masih dapat dijumpai di Papua, Kalimantan, Sulawesi, dan Sumatra. Di Jawa, luas hutan telah mengalami banyak penurunan karena terjadi alih fungsi untuk pertanian dan permukiman penduduk. Sementara itu, alih fungsi hutan menjadi pertanian dan perkebunan banyak dijumpai di Sumatra dan Kalimantan. Selain hutannya yang luas, hutan Indonesia juga menyimpan kekayaan flora dan fauna atau keanekaragaman hayati yang sangat besar. Bahkan, banyak di antaranya merupakan spesies endemik atau hanya ditemukan di Indonesia, tidak ditemukan di tempat lainnya.
Hasil hutan sebenarnya tidak hanya sekadar kayu. Hutan tropis yang dimiliki Indonesia juga menghasilkan buah-buahan dan obat-obatan. Namun demikian, hasil hutan yang banyak dikenal penduduk adalah sebagai sumber kayu. Setidaknya terdapat 4.000 jenis kayu yang 267 jenis di antaranya merupakan kayu yang memiliki nilai ekonomi tinggi. Secara umum, jenis-jenis kayu dan sebarannya adalah sebagai berikut.
1.        Kayu keruing, meranti, agathis dihasilkan terutama di Papua, Sulawesi, dan Kalimantan.
2.        Kayu jati banyak dihasilkan di Jawa Tengah.
3.        Rotan banyak dihasilkan di Kalimantan, Sumatra Utara dan Sumatra Barat.
4.        Kayu cendana banyak dihasilkan di Nusa Tenggara Timur.
5.        Kayu rasamala dan akasia banyak dihasilkan di Jawa Barat.
Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Kementerian Kehutanan, laju kerusakan hutan kita mencapai 300.000 hektar per tahun. Akibatnya, banyak spesies tumbuhan dan hewan yang terancam punah, bahkan beberapa di antaranya dianggap punah. Jika hal ini terjadi terus-menerus, bukan tidak mungkin pada masa yang akan datang hutan kita akan habis. Padahal, hutan memiliki banyak manfaat atau fungsi, yaitu seperti berikut.
1.        Tempat menyimpan air hujan dan kemudian mengalirkannya ke sungai-sungai dan danau sehingga pada musim kemarau tidak mengalami kekeringan.
2.      Tempat hidup bagi flora dan fauna yang menjadi sumber makanan dan obat-obatan pada saat ini maupun pada masa yang akan datang.
3.        Mencegah terjadinya erosi atau pengikisan karena air hujan tidak langsung jatuh ke tanah dan mengikis tanah-tanah yang subur.
4.        Menghasilkan oksigen dan menyerap karbon dioksida sehingga suhu bumi terkendali.
5.    Sumber kehidupan bagi masyarakat, khususnya masyarakat sekitar hutan dari produk yang dihasilkannya.

http://id.wikipedia.org/wiki/Sumber_daya_alam
http://arifpanduwinata271087.blogspot.com/2013/11/potensi-sumber-daya-hutan.html


Jumat, 20 Maret 2015

EKOLOGI DAN ILMU LINGKUNGAN

EKOLOGI DAN ILMU LINGKUNGAN

Ekologi adalah ilmu yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya dan yang lainnya. Berasal dari kataYunani oikos ("habitat") dan logos ("ilmu"). Ekologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Istilah ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel (1834 -1914).
Ilmu Lingkungan adalah ekologi terapan. Ilmu lingkungan ini mengintegrasikan berbagai ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara jasad hidup (termasuk manusia) dengan dengan lingkungannya. Ilmu Lingkungan juga dimaknai sebagai suatu studi (kajian) yang sistematis mengenai lingkungan hidup dan kedudukan manusia yang layak di dalamnya. Perbedaan utama “ilmu lingkungan” dan “ekologi” adalah dengan adanya misi untuk mencari pengetahuan yang arif, tepat (valid), baru, dan menyeluruh tentang alam sekitar, dan dampak perlakuan manusia terhadap alam.
Ilmu lingkungan merupakan perpaduan konsep dan asas berbagai ilmu (terutama ekologi, ilmu lainnya: biologi, biokimia, hidrologi, oceanografi, meteorologi, ilmu tanah, geografi, demografi, ekonomi dan sebagainya), yang bertujuan untuk mempelajari dan memecahkan masalah yang menyangkut hubungan antara mahluk hidup dengan lingkungannya. Ilmu lingkungan merupakan penjabaran atau terapan dari ”ekologi”.
Berdasarkan struktur dan fungsi ekosistem, maka seseorang yang belajar ekologi harus didukung oleh pengetahuan yang komprehensip berbagai ilmu pengetahuan yang relevan dengan kehidupan seperti: taksonomi, morfologi, fisiologi, matematika, kimia, fisika,
agama dan lain-lain. Belajar ekologi tidak hanya mempelajari ekosistem tetapi juga otomatis mempelajari organisme pada tingkatan organisasi yang lebih kecil seperti individu, populasi dan komunitas. Menurut Zoer´aini (2003), Seseorang yang belajar ekologi sebenarnya mempertanyakan berbagai hal antara lain adalah:

1.      Bagaimana alam bekerja
2.      Bagaimana species beradaptasi dalam habitatnya
3.      Apa yang diperlukan organisme dari habitatnya untuk melangsungkan kehidupan
4.      Bagaimana organisme mencukupi kebutuhan materi dan energi
5.      Bagaimana interaksi antar species dalam lingkungan
6.      Bagaimana individu-individu dalam species diatur dan berfungsi sebagai populasi
Aplikasi ilmu ekologi dengan prinsip-prisip dasarnya apabila dipergunakan secara benar dan bertanggungjawab sebenarnya dapat memperbaiki segala kerusakan yang telah terjadi dan mencegah terulangnya peristiwa-peristiwa yang sangat tidak diinginkan. Ekologi menganut prinsip keseimbangan dan keharmonisan semua komponen alam.

AZAS-AZAS PENGETAHUAN LINGKUNGAN

Pengetahuan yang baru merupakan praduga Hipotesis. Hipotesis yang telah diujicoba kebenarannya, dapat dilakukan penyamarataan kesimpulan secara umum kebenarannya. Asas-Asas dihasilkan dari :
a.       Pengamatan
b.      penelaahan
c.       penelitian
Beberapa asas menjadi Landasan Pengetahuan
Digunakan untuk kegiatan dan tindakan ke arah yang lebih tepat. Asas yang telah jenuh diuji coba kebenarannya
Asas-asas lingkungan merupakan kondisi dan tata hubungan antar komponen lingkungan mempunyai keteraturan/ menganut asas tertentu.
·         Bermanfaat untuk landasan pengelolaan lingkungan
·         Penyimpangan asas dapat mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan.


Asas-asas pengetahuan lingkungan terdiri dari 14 asas. Diantaranya, yaitu :
Sumber daya Alam:                            Keanekaragaman:
Asas 1                                                 Asas 6
Asas 2                                                 Asas 7
Asas 3                                                 Asas 8
Asas 4
Asas 5

Stabilitas Ekosistem:                           Populasi:
Asas 9                                                 Asas 13
Asas 10                                               Asas 14
Asas 11
Asas 12

Asas-asas mengenai Sumber daya Alam
Sumber daya alam merupakan semua kekayaan alam (yang terdapat dalam litosfer, hidrosfer dan atmosfer) yang dapat dimanfaatkan bagi kesejahteraan manusia.
Asas 1
Semua energi yang memasuki organisme hidup, populasi atau ekosistem dapat dianggap sebagai energi yang tersimpan atau terlepaskan.
Asas 2
Tidak ada sistem pengubahan energi yang benar-benar efisien.
Asas 3
Materi, energi, ruang, waktu, dan keanekaragaman, semuanya termasuk sumber daya alam.
Asas 4
Untuk semua kategori sumber daya alam, kalau pengadaannya sudah mencapai optimum, pengaruh unit pengadaannya sering menurun dengan penambahan sumber alam itu sampai ke suatu tingkat maksimum.
Asas 5
Ada dua jenis sumber daya alam, yaitu sumber alam yang pengadaannya dapat merangsang penggunaan seterusnya, dan yang tak mempunyai daya rangsang penggunaan lebih lanjut.
Asas 6
Individu dan spesies yang mempunyai lebih banyak keturunan dari pada saingannya, cenderung berhasil mengalahkan saingannya.
Asas 7
Kemantapan keanekaragaman suatu komunitas lebih tinggi di alam lingkungan yang “mudah diramal”.
Asas 8
Sebuah habitat dapat jenuh atau tidak oleh keaneka-ragaman takson, bergantung kepada nicia dalam lingkungan hidup itu dapat memisahkan takson tersebut.
Asas 9
Keanekaragaman komunitas apa saja sebanding dengan biomasa dibagi produktivitas.
Asas 10
Dalam lingkungan stabil perbandingan antara biomasa dengan produktivitas dalam perjalanan waktu naik mencapai asimtoot.
Maksimasi efisiensi penggunaan energi dan minimasi pemborosan energi.
Asas 11
Sistem yang sudah mantap (dewasa) mengeksploitasi sistem yang belum mantap (muda).
Asas 12
Kesempurnaan adaptasi suatu sifat atau tabiat bergantung kepada kepentingan relatifnya di dalam keadaan suatu lingkungan.
Asas 13
Lingkungan yang secara fisik mantap (dewasa) memungkinkan terjadinya keanekaragaman biologi dalam ekosistem yang mantap (dewasa), yang kemudian dapat menggalakkan kemantapan populasi. 
Asas 14
Derajat pola keteraturan naik turunnya populasi bergantung pada jumlah keturunan dalam sejarah populasi sebelumnya yang nantinya akan mempengaruhi populasi itu.